Tampilkan postingan dengan label Publik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Publik. Tampilkan semua postingan

Kamis, 13 Oktober 2011

Kamis, 27 Januari 2011

10 Kamar Hotel Termahal di Dunia

Bagi Anda yang hobi jalan-jalan (travelling), memilih hotel yang nyaman dengan berbagai fasilitas yang bisa memanjakan diri setelah lelah berwisata tentu tak ketinggalan dalam daftar agenda bepergian Anda. Namun, segala kenyamanan dan berbagai fasilitas itu tidaklah murah.

Oleh karenanya, bagi sebagian traveler dengan kocek pas-pasan, tinggal di hotel mungkin saja jadi hal yang terbilang mewah. Namun bagi para pelancong dengan selera tinggi, mungkin saja 10 kamar hotel ini bisa saja dipilih mereka. Inilah daftar harga kamar hotel termahal di dunia:

1. Royal Penthouse Suite, Hotel Presiden Wilson, Jenewa
Harga kamar: $ 65,000 (sekitar Rp 588 juta) per malam. Dengan harga setinggi itu, Anda dapat menikmati ruangan seluas 18.083 kaki persegi lengkap dengan fasilitas mewah dan glamor, serta pemandangan Danau Jenewa sebagai bonusnya. Kamar mandi terbuat dari bahan marmer, terdapat bak mandi air panas. Kamar ini dilengkapi kamera pengintai untuk mengantisipasi hadirnya tamu mencurigakan. Berbagai saluran televisi melalui jaringan satelit juga tersedia.

2. Royal Villa, Grand Resort Lagonissi, Athena
Harga kamar: $ 45,000 (sekitar Rp 407 juta) per malam. Ukurannya hampir 4.500 meter persegi menghadap langsung ke Laut Aegea. Fasilitas yang disediakan antara lain perapian, kamar mandi marmer, kolam renang dalam ruangan, serta produk mandi Bvlgari.

3. Hugh Hefner Sky Villa, Palm Casino & Resort, Las Vegas
Harga kamar: $ 30.000 (sekitar Rp 272 juta) per malam. Anda akan mendapatkan hidup besar dalam suite yang sama dengan Kanye West. Sebuah bar lengkap, kolam Playboy, dek berjemur, pop-up TV plasma, tempat tidur king size berputar dan pemandangan panorama Las Vegas Strip.

4. Ty Wamer Penthouse, Four Season, New York City
Harga sewa: $ 40.000 (sekitar Rp 362 juta) per malam. Ty Warner Penthouse di Four Seasons memberikan pemandangan luas nan indah kota Manhattan kepada tamu, yang dapat dilihat dari layar kaca balkon serta jendela yang menjorok dan membentang dari lantai ke langit-langit. Di dalam, para tamu akan menikmati kreativitas Ty Warner, Peter Marino dan IM Pei, yang merencanakan setiap detail dari langit-langit katedral 25-kaki menurun ke tempat lilin. Jika semua ini tidak cukup mewah, tamu penthouse juga dijanjikan dengan penggunaan kepala pelayan pribadi, pelatih pribadi, terapis dan sopir pribadi.

5. Royal Plaza Suite, Plaza Hotel, New York City
Harga sewa: $ 30.000 (sekitar Rp 272 juta) per malam. Plaza Hotel Royal Plaza Suite terinspirasi oleh istana Louis XV's. Dekorasi mewah bangunan 4.400 meter persegi yang berada di pusat kota yang tidak pernah tidur. Namun seiring dengan semua itu, para tamu akan menikmati suasana dekorasi dapur (untuk koki pribadi mereka, tentu saja!), ruang makan dengan 12 kursi, sebuah perpustakaan berjajar dengan pilihan buku yang beragam dan pemandangan indah South Central Park dan Fifth Avenue. Untuk melengkapi semua ini, ada tiga buah keran emas 24 karat bahkan di kamar mandi.

6. Presidential Suite, Ritz Carlton, Tokyo
Harga kamar: $ 25.000 (sekitar Rp 227 juta) per malam. Tinggal dalam gedung tertinggi di Tokyo sudah pasti akan menghabiskan banyak biaya, apalagi sejak ibukota Jepang ini ditetapkan sebagai kota termahal di dunia versi BussinesWeek. Dengan 2.100.000 yen, Anda akan menikmati pemandangan Gunung Fuji dan sekitarnya di kawasan Bukit Roppongi. Di luar kemewahan pada umumnya seperti kamar mandi marmer, televisi layar datar 40-inch, handuk terrycloth - Ritz Carlton Tokyo juga menawarkan penggunaan klub dan layanan concierge.

7. Bridges Suites, Royal Tower Atlantis Paradise Island, Bahama
Harga kamar: $ 25.000 (sekitar Rp 227juta) per malam. Disebut Jembatan karena kamar ini berada di antara dua menara di Atlantis. Dengan ketinggian 16 lantai, dan balkon seluas 800 meter persegi, para tamu akan menikmati pemandangan indah tak terbantahkan. Hiasan mewah seperti lampu kristal emas 22 karat di ruang makan dan sebuah grand piano di ruang tamu membuat kamar ini menjadi yang paling istimewa di Bahama.

8. The Royal Suite, Burj Al Arab, Dubai
Harga kamar: $ 22.900 (sekitar Rp 208 juta) per malam. Bangunan hotel megah terdiri dari 25 lantai dan fasilitas kamar dengan dua ruangan tidur adalah kombinasi kemewahan yang sangat digemari di Dubai. Turun dari mobil, Anda akan disambut dengan segala kemewahan yang ada di hotel ini. Mulai dari dekorasi bernuansa emas, mahogany, marmer, dan juga corak macan tutul. Masuk kamar hotel ini, Anda langsung dimanjakan dengan semerbak wewangian Faubourg. Kamar dengan ukuran luas dan penuh produk ternama ini dilengkapi dengan kamar mandi dengan desain mewah, empat tempat tidur, dan bahkan bioskop dan perpustakaan pribadi. Jika Anda perlu naik helikopter, hotel ini juga menyiapkan fasilitas tersebut, tentunya dengan tambahan biaya lagi.

9. Imperial Suite, Park Hyatt Vendome, Paris
Harga kamar: $19,000 (sekitar Rp 172 juta) per malam. Anda akan mendapatkan ruangan seluas sekitar 820 meter persegi langit-langit tinggi, kamar mandi spa dengan meja pijat, ruang tamu besar, ruang makan dan ruang kerja. Anda juga akan menerima layanan kamar round-the-clock, dan terjamin aman untuk semua barang-barang berharga Anda.

10. Ambassador's Bure, Wakaya Club & Spa, Fiji
Harga kamar: $4,900 (sekitar Rp 45 juta) per malam. Sebuah kemewahan yang tersembunyi dalam pulau terpencil di Fiji. Resor ini terdiri dari 10 cottage, dan kamar Ambassador adalah yang terluas dengan 4.500 kaki persegi. Tersedia fasilitas spa pribadi, kolam renang pribadi, beberapa geladak lengkap dengan sofa untuk rebahan dan menikmati hamparan luas Samudra Pasifik.

Sumber : Yahoo-Travel
Related Posts with Thumbnails
Baca Lanjutannya - 10 Kamar Hotel Termahal di Dunia

Selasa, 16 November 2010

Mengenang Mbah Maridjan

Ada banyak artikel tentang Mbah Maridjan yang meninggal dunia akibat letusan Gunung Merapi; Namun saya sangat tertarik dengan artikel yang satu ini. Bukan saja karena sang Penulis artikel adalah sosok yang saya kagumi, namun bobot tulisannya memang berbeda dengan yang lain yang sudah saya baca. Maka demi mengenang Mbah Maridjan, dan menghormati sang Penulis, saya beranikan diri juga untuk ikut serta mengarsipkan artikel berikut yang ditulis oleh Goenawan Mohamad, dengan judul : Maridjan.

marijan1
Mbah Maridjan: sebuah pertanyaan. Ia tewas di tempatnya bertugas di Gunung Merapi, karena ia sejak lama menolak turun menghindar dari letusan yang telah berkali-kali menelan korban itu. Kesetiaannya mengagumkan, tapi apa arti tugas itu sebenarnya?

Ia, meninggal dalam usia 83, mungkin sebagai pelanjut dari alam pikiran yang dikukuhkan Kerajaan Mataram sejak abad ke-17. Ia pernah bercerita, Merapi adalah tempat terkuburnya Empu Rama dan Permadi, dua pembuat keris yang ditimbuni Gunung Jamurdipa karena telah mengalahkan dewa-dewa. Kedua orang itu tak mati. Mereka hidup, menghuni gunung yang kemudian disebut Merapi itu-yang jadi semacam keraton para arwah. Dan ke sanalah Raja Mataram (Islam) pertama, Panembahan Senapati (1575-1601), mengirim juru tamannya yang berubah jadi raksasa. Si raksasa diangkat sebagai “Patih Keraton Merapi”, dijuluki Kiai Sapujagat. Dengan itu, Panembahan Senapati, yang dikisahkan mempersunting Ratu Laut Selatan, menunjukkan bahwa kuasanya juga membentang ke arah utara. Dan di situlah pelanjut Kerajaan Mataram, atau Yogyakarta sejak abad ke-19, mengangkat orang untuk jadi kuncen Merapi.

Maridjan, yang biasa dipanggil “Mbah”, sejak 1982 diangkat Hamengku Buwono IX untuk tugas itu. Betapa penting kehormatan itu bagi si jelata yang lahir di Dukuh Kinahrejo di kaki Merapi itu. Ia menyandang gelar kebangsawanan “Raden”; nama resminya Surakso Hargo.

Tapi ia tak tunduk kepada raja yang sekarang, Hamengku Buwono X. Dalam majalah National Geographic yang terbit Januari 2008, (”Living with Volcanoes”, tulisan Andrew Marshall), disebutkan bagaimana Maridjan menganggap HB X membiarkan para pengusaha mencopoti jutaan meter kubik batu dan pasir dari tubuh Merapi. Juga dikatakan Sri Sultan enggan ikut dalam upacara nyadran ke Kiai Sapujagat, ketika makanan, kembang, kain, dan potongan rambut serta kuku raja dipersembahkan untuk melestarikan hubungannya dengan Keraton Merapi.

Agaknya Maridjan tak mengerti, HB X ada di alam pikiran yang berbeda. Sri Sultan, yang dalam National Geographic digambarkan mengisap lisong Davidoff dan suka setelan Armani, mengatakan: “Sebuah bangsa yang besar tak dapat dibangun di atas mithos yang pesimistis.”

Modernitas memang berangkat dengan optimisme. Ia bertolak dari keyakinan manusia bisa melepaskan diri dari alam sekitarnya. Dengan jarak itu, ia sanggup mengendalikan dunia. Fisika, geografi, ilmu kimia, dan juga teknologi bertumbuh terus dari kesanggupan menaklukkan bumi. Kesadaran modern menganggap alam sebagai materi yang mati. Tak ada peri menghuni samudra, tak ada raksasa menjaga Merapi.

Di abad ke-18, di Jerman, penyair Schiller menyebut arus modern ini sebagai die Entgtterung der Natur, “lepasnya dewa-dewa dari alam”. Tapi tak hanya di Jerman di zaman Schiller dan Goethe tumbuh kesadaran hilangnya sifat yang magis dari alam. Animisme, yang menganggap benda-benda sekitar punya sukma, tergusur di Yunani sejak Sokrates dan Plato. Sejak abad ke-5 Sebelum Masehi, rasionalitas disambut. Sokrates tak menyukai mereka yang bekerja hanya berdasarkan “naluri”. Plato tak menghendaki penyair yang memandang alam sebagai sesuatu yang senyawa dengan manusia.

Tak dapat dilupakan: alam jadi mati, sebagaimana animisme terusir, sejak monotheisme ditegakkan. Pada mulanya adalah agama Yahudi. Yahweh adalah Tuhan yang “cemburu”, demikian disebut dalam Perjanjian Lama. “Janganlah ada padamu allah lain di hadapan-Ku”, begitu sabda-Nya. Maka sebagaimana orang-orang penyembah patung lembu dibinasakan, segala sikap yang menganggap benda apa pun sebagai sesuatu yang punya anima dianggap menyembah berhala.

Monotheisme yang mengharamkan animisme itu berlanjut dalam agama Kristen dan Islam. Pada satu titik, agama Ibrahim ini bertemu dengan semangat modern: saat “lepasnya dewa-dewa dari alam”. Tak mengherankan bila tendensi anti-takhayul tumbuh misalnya di kalangan Muhammadiyah, yang lazim disebut sebagai pembawa modernitas dalam Islam di Indonesia. Tak mengherankan bila orang Muhammadiyah (seperti halnya HB X) cenderung menampik adat nyadran di Merapi dan di mana saja. Nyadran adalah pemberhalaan.

Tapi ada yang sebenarnya hilang ketika adat itu disingkirkan. Max Weber, sosiolog itu, telah termasyhur dengan telaahnya tentang proses hilangnya yang “magis” dari dunia, yang terjadi sejak modernitas berkembang biak. Manusia sejak itu hanya menggunakan “akal instrumental”, memperlakukan alam sebagai sesuatu yang bisa diperalat, dengan hasil yang bisa diarahkan. Dunia modern dan kerusakan ekologi cepat bertaut.

Yang tak disebutkan Weber: agama-agama pun kehilangan kepekaannya kepada yang sesungguhnya mendasari iman-kepekaan kepada yang menggetarkan dari kehadiran Yang Suci, yang dalam kata-kata Rudolf Otto yang terkenal disebut sebagai mysterium, tremendum, et fascinans. Yang Suci membangkitkan pada diri kita rasa gentar dan takjub karena misterinya yang dahsyat. Tapi ketika alam dipisahkan dari Yang Suci (karena tak boleh di-”sekutu”-kan), Tuhan pun berjarak. Ia tak membuat kita luruh. Kita hanya berhubungan dengan-Nya lewat hukum. Tuhan pun mudah ditebak. Hukuman dan pahalanya dapat dikalkulasi.

Maka ketika gunung meletus dan tsunami menggebuk, mereka yang merasa bisa memperhitungkan maksud Tuhan dengan cepat bisa menjelaskan: bencana itu azab, ia terjadi untuk tujuan tertentu. Dalam hal ini agama mirip dengan ilmu-ilmu yang merasa bisa menjelaskan & menguasai alam-dan membuat manusia bersujud kepada Tuhan yang sebenarnya tak akrab.

Saya kira Mbah Maridjan meninggal dengan bersujud kepada Tuhan yang sama. Tapi Tuhan itu masih membuatnya gentar, takjub, dan bertanya.
9 November 2010
*) foto diambil dari SINI

Related Posts with Thumbnails
Baca Lanjutannya - Mengenang Mbah Maridjan

Senin, 15 November 2010

Generasi Muda di RT-ku.. Semoga Jadi Generasi Yang Mukmin dan Brillian

Ini adalah foto-foto dari generasi RT 27 RW 12 Desa Sukowetan, Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek, Propinsi Jawa Timur, Indonesia.

Linda, Indah, Putri, Fitri (3/12-2010)
Ibuku dan Anisa
Dian Ramadhani & Bela Andhini Shafira


Brian Adam Pangestu

Mereka serius ikuti les tambahan di RT 27

Related Posts with Thumbnails
Baca Lanjutannya - Generasi Muda di RT-ku.. Semoga Jadi Generasi Yang Mukmin dan Brillian

Senin, 08 November 2010

Arisan Sastra : Awal Kebangkitan Sastrawan Trenggalek?!

Ibu Penny Mulyadi, baca puisi,
ternyata juga seorang sastrawati!
Arisan Sastra yang digagas oleh QLC ( Quantum Litera Center ) Trenggalek, Jawa Timur, memasuki bulan ketiga. Acara ini disepakati oleh para seniman sastra Trenggalek untuk rutin digelar pada setiap Sabtu malam Minggu awal bulan. Menurut Nurani Soyomukti, Ketua QLC, arisan ini tercetus begitu saja saat beberapa teman penggemar sastra di Trenggalek sedang kongkow-kongkow, lalu berlanjut mereka bicarakan dalam jejaring face book, dan dibulatkan dalam sebuah forum copy darat, demikian pengakuan Nurani Soyomukti. 

"Arisan ini kami selenggarakan sebagai wadah menyalurkan dan mengasah kemampuan di bidang sastra khususnya puisi serta menumbuhkan minat gemar membaca dan menulis", katanya.

Sabtu malam (6/11) Arisan Sastra bertempat di Pendopo Agung Trenggalek. Dalam kesempatan itu hadir Ibu Penny Mulyadi, bahkan juga turut mengundang kepala SKPD beserta istri yang pada malam itu berpakaian hitam-hitam sebagai bentuk bela sungkawa atas musibah-musibah yang terjadi di Indonesia.

Penggalangan Dana Peduli Merapi
"Kita tidak boleh mendudukkan diri merasa lebih tinggi dari orang lain disebabkan jabatan kita ataupun jabatan suami kita. Saya juga sering lupa kalau menjadi istri bupati", guraunya ketika memberikan sambutan. Selain itu, Isteri Bupati Trenggalek tersebut juga menegaskan bahwa Masyarakat Trenggalek mempunyai potensi yang besar di bidang sastra, salah satunya ada yang telah dinobatkan sebagai penulis muda oleh Menpora pada tahun 2007 bernama Nurani Soyomukti yang berasal dari Kecamatan Watulimo. Oleh karena itu, potensi-potensi itu perlu untuk diasah dengan acara semacam Arisan Sastra ini.

Selanjutnya, ibu Penny Mulyadi mengharapkan kepada kepala SKPD beserta istri untuk bisa menjadi kepanjangan tangan dari acara ini. Setiap ada agenda rapat atau pertemuan lainnya diharapkan untuk bisa mensosialiasikan gemar membaca dan menulis kepada peserta rapat. Dalam acara itu beliau juga turut menyumbangkan beberapa bait puisi.

Relawan Peduli Merapi diberangkatkan oleh Ibu Penny
Bersamaan dengan acara arisan sastra, malam itu juga dilakukan pengumpulan dana sukarela untuk korban Merapi di Yogya. Di luar dugaan dana yang terkumpul sejumlah Rp 6.263.000,-. Selanjutnya dana tersebut disampaikan kepada 7 orang Relawan Pemuda Trenggalek Peduli Yogya untuk disumbangkan kepada korban bencana Gunung Merapi yang diberangkatkan oleh Ibu Penny Mulyadi tepat pada pukul 22.00 WIB malam itu juga.

Sementara itu, nampaknya pihak pemerintah dan masyarakat Kabupaten Trenggalek telah melupakan, bahwa pada awal tahun 1980, seorang anak muda Trenggalek pernah pula meraih gelar sebagai Juara Pertama Mengarang Puisi  Tingkat Nasional. Pada saat itu, D. Jawawi Imron  sastrawan dari Madura bertengger di peringkat keempat (Harapan I), yakni dalam Sayembara Mengarang Puisi yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Sahabat Pena Seluruh Indonesia, yang diikuti oleh lebih dari 11.000 peserta mahasiswa dan masayarakat umum dari seluruh Indonesia. Pemuda itu selain memperoleh piagam Penghargaan dari Menpora Abdul Gafur, juga diberi hadiah berupa pesawat televisi. Kala itu, bupati yang berkuasa di Trenggalek adalah Soedarso.

Semoga, arisan sastra yang sudah berlangsung selama tiga putaran bisa langgeng dan merupakan titik awal bangkitnya sastrawan Trenggalek.
Related Posts with Thumbnails
Baca Lanjutannya - Arisan Sastra : Awal Kebangkitan Sastrawan Trenggalek?!

Sabtu, 06 November 2010

Pemkab Berhutang Pada PDAM
Pembayaran Dulur-ulur!

Sertifikat Utang Negara (SUN) yang diterbitkan oleh negara kita -Indonesia- nilainya trilyunan. Ketika SUN ditawarkan, sudah pasti banyak para investor berduit yang segera berebut untuk membelinya. SUN diterbitkan dengan jaminan "Ibu Pertiwi", jelasnya kekayaan negeri kita menjadi jaminannya. Setiap jatuh tempo, pasti akan dibayarkan kepada mereka yang memegang SUN! Tapi, bagaimana jadinya bila pemerintah daerah, seperti pemerintah Kabupaten Trenggalek, berhutang pada suatu badan usaha? Ternyata pembayarannya diulur-ulur namun tanpa ada negosiasi perhitungan yang biasa dilakukan dalam dunia bisnis! Simak saja berita ini.

Perusahaan Air Minum Daerah(PDAM) Trenggalek, Jawa Timur, harus menanggung utang program bantuan air bersih untuk masyarakat korban bencana kekeringan tanggungan Pemkab Trenggalek senilai Rp 35 juta yang sampai saat ini belum terbayar. Jumlah tersebut adalah akumulasi satu tahun sejak pertengahan Oktober 2009 lalu.

Pelaksana tugas(plt) Direktur PDAM Trenggalek Suprapto dikonfirmasi wartawan membenarkan bahwa beban utang Pemkab Trenggalek kepada PDAM berasal dari air bersih yang dikirimkan ke wilayah Kecamatan Watulimo. "Waktu itu ada kekeringan. PDAM mengirim air atas permintaan Pemkab," aku Suprapto.

Menurut Suprapto PDAM sudah beberapa kali menanyakan masalah piutang tersebut kepada Pemkab Trenggalek. Namun pihak eksekutif terkesan menghindar dan Nampak berusaha mengulur-ulur dengan memberikan jawaban yang tidak pasti. "Sudah sering kali. Hasilnya nihil." Kata Suprapto.
 
Walaupun sebenarnya tidak terlalu besar, tunggakan utang Pemkab Trenggalek tersebut sangat berpengaruh pada kondisi keuangan PDAM. Salah satu imbasnya gaji karyawan PDAM Trenggalek dalam satu tahun terakhir terganggu. "Lha gimana. Wong sebagian biasanya untuk biaya rutin kok. Kalaua mandek otomatis kan menganggu," ujar Suprapto.

Kerap kali lanjut Suprapto gaji seluruh karyawan PDAM yang saat ini berjumlah sekitar tujuh puluh orang tak terbayarkan. Hanya saja molornya gaji tidak melebihi satu bulan anggaran berjalan. "Apapun namanya jelas itu sangat merugikan PDAM," tukasnya.
 
Guna menutupi masalah tersebut Suprapto mengaku pihaknya harus mencari pinjaman berbunga ke beberapa lembaga lain. Dan bahkan terkadang terlebih dulu harus mengeluarkan kocek pribadi walaupun sifatnya hanya sementara. "Kami lakukan semua ini demi lancarnya operasional PDAM, kalau tidak begitu kasihan konsumen," tandasnya.

Lebih dari itu dampak utang Pemkab Trenggalek kepada PDAM yang sampai saat ini belum terbayar, iuran Jamsostek karyawan kerap kali tidak terbayarkan. Begitu pula dana pensiun. "Kalau tetap seperti ini PDAM bisa kolaps," jelasnya.
 
Ditambahkan Suprapto, selama ini dalam sebulan biaya operasional PDAM Trenggalek mencapai lebih dari Rp 175 juta. Dana tersebut biasanya tercover dari hasil penjualan air bersih di seluruh wilayah Kabupaten Trenggalek. "Biasanya begitu. Tapi kalau uangnya nunggak seperti ini jelas ndak bisa normal," imbuhnya.

Sementara itu Kabag Humas Pemkab Trenggalek Yoso Mihardi dikonfirmasi sejumlah wartawan mengaku seluruh utang air bersih tersebut kini dibebankan kepada Dinas Permukiman dan Kebersihan(Perkimsih). Hanya saja kapan realisasi pembayarannya masih belum bisa dipastikan. "Masalah itu sudah kami bahas kok. Solusinyapun sudah adam" belanya.(prigibeach).
Related Posts with Thumbnails
Baca Lanjutannya -
Pemkab Berhutang Pada PDAM
Pembayaran Dulur-ulur!