Tampilkan postingan dengan label Pedidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pedidikan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 13 Oktober 2011

Jumat, 11 Maret 2011

SOFTWARE INDONESIA - Sori, Jangan Lagi Sepelekan Indonesia!

Indonesia kerap dipandang sebelah mata saat dikaitkan dengan kemajuan pendidikan dan teknologi informasi. Produk perangkat lunak (software) pendidikan dari PT Pesona Edukasi, atau di dunia internasional dikenal sebagai AmazingEdu Software, menjadi salah satu dari tujuh finalis dalam kategori Secondary, FE and Skills Digital Content di malam penganugerahan British Education and Training Technology (BETT) Awards di London, Inggris, pada awal 2011. Hal ini mematahkan anggapan tersebut.

"Tantangannya adalah bagaimana Indonesia bisa mendiversifikasi produk".
-- Bambang Juwono

Lewat hadirnya AmazingEdu Software, Indonesia kini berkontribusi dalam kemajuan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan di dunia. Ray Barker, Direktur BESA yang juga Ketua Juri BETT Awards 2011, mengatakan, penghargaan BETT Awards yang digagas Inggris dan memasuki tahun penyelenggaraan ke-27 telah menjadi salah satu pameran dan penghargaan terbesar dunia bagi pemain-pemain di bidang industri teknologi informasi dan komunikasi pendidikan.

”Perusahaan-perusahaan yang diunggulkan dalam setiap kategori dinilai mampu memenuhi kebutuhan dunia pendidikan untuk meningkatkan proses pembelajaran di sekolah,” kata Barker.

Managing Director PT Pesona Edukasi Bambang Juwono mengatakan, pengakuan dunia di ajang BETT Awards menunjukkan bahwa Indonesia punya peluang besar untuk mengembangkan content.

”Tantangannya adalah bagaimana Indonesia bisa mendiversifikasi produk,” kata Bambang.

Momen pengakuan produk software sains dan Matematika di Indonesia dalam kegiatan bergengsi di dunia teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan semacam BETT Awards memacu PT Pesona Edukasi untuk lebih mengembangkan produknya. Pembelajaran Sains dan Matematika dengan animasi memang dirasakan manfaatnya bagi siswa, yakni mudah memahami pelajaran dan membantu guru untuk bisa mentransfer proses belajar secara menarik dan menyenangkan.

”Proses belajar sekarang sudah banyak tersentuh teknologi. Kita harus memanfaatkan teknologi untuk memudahkan pembelajaran. Kami akan mengembangkan produk yang juga memfasilitasi guru yang sudah jago untuk bisa memperkaya materi yang sudah ada di software Pesona Edu,” kata Bambang. (kompas)
Baca Lanjutannya - SOFTWARE INDONESIA - Sori, Jangan Lagi Sepelekan Indonesia!

Jumat, 21 Januari 2011

Gara-gara Tulis Status di Facebook, Siswa Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

Gara -gara membuat akun status di wall facebook yang dilakukan 2 orang siswi SMPN 8 Kota Kediri pihak sekolah hendak memindah keduanya dari Sekolahnya dan keduanya terancam dikeluarkan dari sekolah setelah menulis curahan hati. Kedua siswi yang juga rekan sepermainan tersebut adalah Arum Damayanti pelajar kelas IX A serta Rizky Amelia Wahyuningtyas yang duduk dibangku kelas IX D. Mereka melampiaskan kekecewaan mereka terhadap suatu tindakan yang dilakukan oleh salah satu oknum guru terhadap mereka melalui Facebook.

Akibatnya, status facebook mereka diketahui oleh pihak guru dan akhirnya mereka terancam dikeluarkan dari sekolah. Namun merasa tidak bersalah, keduanya yang diwakili oleh orang tua masing-masing akhirnya mengadukan kejadian yang menimpa putranya ke beberapa pihak, mulai dari DPRD, Dinas Pendidikan hingga Inspektorat.

Sholihatun Nadhiroh, ibu dari Rizky Amelia menuturkan bahwa kejadian tersebut bermula ketika pada suatu upacara yang dilakukan pada Senin akhir November tahun lalu, ada seorang siswa yang kehilangan Handphone dan uang. Setelah selesai upacara pihak sekolah melakukan penggeledahan hape kepada seluruh siswa. Saat itu ada dua kali pemriksaan hape, yang pertama hanya disuruh mengeluarkan hape dan ditaruh diatas meja masing-masing sedangkan yang kedua semua hape disita oleh guru. " Cerita anak saya, pada pemeriksaan kedua yang dilakukan oleh bu Shoimah itu semua hape di bawa. Katanya akan dikembalikan setelah jam pelajaran selesai," ujar Sholihatun Nadhiroh saat mendatangi Kantor Dinas Pendidikan Kota Kediri, Kamis (20/1) siang kemarin.

Namun ketika semua hape siswa sudah terkumpul, Sholihatun Nadhiroh menambahkan, guru yang bersangkutan kembali mengatakan bahwa hape tidak jadi dikembalikan seusai jam pelajaran namun akan dikembalikan setelah ujian berlangsung." La pas semua hape sudah terkumpul dalam timba, bu Shoimah tadi bilang bahwa hapenya baru akan dikembalikan seusai ujian. Padahal ujiannya baru pada bulan April nanti," imbuh warga Mojoroto gang III ini.

Dari kejadian itulah, masih dalam penuturan Sholihatun, ada siswi yang curhat kekesalannya tentang inkonsistensi perkataaan oknum guru melalui facebook dan saat itu anaknya juga ikut komentar. " Yang pertama kali nulis itu Arum Damayanti, isinya tentang hapenya yang disita lalu anak saya mengomefntari dengan berkata "oh yo hapeku yo disita, pancen Huasu enake dipateni ae"," ujarnya mengutip komentar anaknya yang ada difacebook.

Sementara Askandar, 55, ayah dari Arum Damayanti menuturkan bahwa yang dilakukan putrinya seharusnya tidak menyinggung siapapun, sebab dalam komentar-komentar yang ada tidak satupun yang mencatut nama guru ataupun institusi." Anak saya menimpali komentar temannya dengan bilang " wong wis tuek kudune ileng ape modar iku sing sregep ngibadahe". Tapi dari semua komentarnya tidak menyinggung nama dan isntitusi manapun," ujarnya saat sama-sama datang ke kantor dinas pendidikan.

Namun ternyata sang guru yang melakukan penyitaan hape merasa tersinggung dan akhirnya memperkarakan kasus tersebut kepada sekolah maupun pengawas. Dari situlah diputuskan memberi sanksi kepada kedua siswa tersebut. Awalnya sanksi yang dijatuhkan berupa pengeluaran dari sekolah namun setelah beberapa kali pertemuan dengan berbagai pihak baik sekolah maupun orang tua siswa akhirnya sanksi melunak menjadi pemindahan sekolah. Yaitu para siswa tidak boleh bersekolah lagi di SMPN 8 dan dititipkan di SMPN 6.
Askandar menuturkan,
 
Situasi tersebut membuat kedua siswa shock dan tertekan. Maka pihaknya berupaya dengan mencoba mencari kejelasan tentang kelanjutan masa depan pendidikan putrinya. Sebab, dirinya juga beralasan bahwa apa yang dilakukan putrinya hanyalah curahan hati saja." Yang kita lakukan saat ini adalah mencari kejelasan apakah dibenarkan mengeluarkan siswa hanya karena curhat," ujar warga lingkungan Dandangan, Kecamatan Kota Kediri ini.

Sebab, sebagai orang tua dirinya merasa bertanggung jawab terhadap masadepan putrinya. Namun demikian dirinya tidak dapat dapat memaksa putrinya untuk mengikuti kehendaknya. " Terakhir ini kan tidak jadi dikeluarkan, tapi dipindah ke SMPN 6, la kata anak saya daripada pindah mending tidak sekolah. la saya mau maksa juga tidak berhak karena anak saya juga punya hak," tuturnya.

Namun sayang kedatangan mereka ke kantor Dinas Pendidikan sia-sia belaka, Sebab tak satupun stake holder mampu mereka temui. Baik Kadisdik maupun Kabid Dikmenum sedang tidak ada ditempat.

"Pak Wahid (Kadisidik,red) sedang ke Jakarta sedangkan pak Agus (Kabid dikmenum) sedang ke Surabaya," ujar seorang pegawai yang menemui kedua wali murid tersebut.

Sebelum datang ke Kantor dinas Pendidikan, kedua orang tersebut juga mendatangi kantor dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) dan ditemui oleh Nurhadi Sekti Mukti, salah satu anggota dewan. Dalam pengaduannya mereka berharap agar kasus ini terselesaikan secepatnya. Begitu juga dewan, juga berjanji akan memediasi dan memfasilitasi agar cepat kelar." Kita akan berupaya mengawal untuk memediasi dengan pihak yang terkait agar secepatnya selesai," ujar Nurhadi Sekti Mukti pada kedua wali murid tersebut.

Kasus tersebut berjalan cukup jauh hingga ke Inspektorat. Sebab sebelumnya, Shoimah guru yang merasa menjadi korban gunjingan di status facebook juga mendatangi Inspektorat dengan tujuan untuk meminta para siswa yang bersangkutan dikeluarkan dari sekolah. Maka, kedua orang wali murid tadi juga mendatangi Inspektorat dan ditemui langsung oleh Hariyono, Kepala Inspektorat.

"Sebelumnya, bu Shoimah itu juga pernah datang kepada kami, waktu itu dia datang berdua dengan suaminya, pak Fauzan. Mereka meminta agar siswi itu dikeluarkan," ujar Hariyono ketika dikonfirmasi seusai menerima kedua wali murid dikantornya.

Namun, Hariyono menegaskan, jika pihaknnya tidak mengeluarkan keputusan apapun terkait masalah ini. Dirinya mengaku hanya memberikan masukan agar masalah ini diselesaikan secara kekeluargaan saja."

Kita tidak memutuskan apapun, hanya mengarahkan agar diselesaikan secara hubungan kemanusiaan saja," imbuhnya.

Sementara itu, belum ada stetemen resmi dari pihak sekolah. Mendatangi sekolah hanya mendapatkan jawaban bahwa Kepala Sekolah maupun wakil kepala sekolah sedang tidak ada ditempat. 

"Pak Kepala maupun wakasek sedang takziyah, jadi tidak ada ditempat," ujar Asik, seorang pegawai Tata Usaha yang menemui

Namun, ketika wartawan ini mencoba mencari tahu kebenaran keberadaan Kepala Sekolah, ternyata sang kepala sekolah baru saja keluar. 

"La itu pak Adi (Adi Wasito kepsek, red) baru saja keluar dengan mobilnya," ujar Elsa Puspita Sari siswi kelas VIII sambil menunjuk sebuah mobil jenis espass warna merah yang meninggalkan gerbang sekolah.

Terpisah, Arum Damayanti terlihat masih tertekan. Saat Koran ini mencoba mengkonfirmasi permasalahan yang menderanya, dirinya malah berlari menjauh. Begitu juga dengan Rizky Amalia Wahyuningtyas, namun dirinya masih sempat mau berkomentar bahwa semuanya telah diserahkan pada ibunya." Di status itu saya tidak menyebut nama siapapun. Biar ibu saya saja yang mengurusi," pungkasnya sambil bergegas pergi.(prigibeach.com)
Related Posts with Thumbnails
Baca Lanjutannya - Gara-gara Tulis Status di Facebook, Siswa Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

Minggu, 05 Desember 2010

Artis Yang Pernah Dipenjara Gara-gara Narkoba

Biasanya memang dunia glamour menjadi kebiasaan para artis. Dalam keglamouran biasanya akan diikuti oleh kehadiran minuman keras (miras) dan tidak jarang juga disertai narkotika atau Narkoba. Bagi kalangan the haves, kaum elite dan mereka yang suka berfoya-foya, hidup tanpa pernah merasakan miras dan narkoba selalu diidentikkan dengan "kekolotan". Barangkali, loh... aku sendiri bukan dari kalangan mereka. Jadi cuma tebak-tebak alias kira-kira doang. Yang jelas, hindari Narkoba dan Miras, bila ingin hidup kita sehat wal affiat dan selamat dunia akhirat!

Kendati demikian, maksudku, sekalipun hanya tebak-tebak atau duga-duga saja, aku punya bukti-bukti dan fakta hukum yang menunjukkan bahwa paling tidak, ada 10 artis Indonesia yang pernah mengenyam dinginnya penjara karena kasus narkoba. Nah, inilah mereka :










Related Posts with Thumbnails
Baca Lanjutannya - Artis Yang Pernah Dipenjara Gara-gara Narkoba

Kamis, 28 Oktober 2010

Merdeka Atau Mati!!! Berevolusi : Hidup Atau Mati!!!

Pemuda yang lahir dan hidup sebelum Indonesia Merdeka, memiliki semangat baja, berani dan tidak takut mati. Karena itu, di tengah todongan senjata para penjajah, mereka tidak takut mendeklarasikan Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928. Dan, pada tanggal 17 Agustus 1945, Pemoeda Indonesia memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia!

Para pemoeda kala itu, punya yel-yel yang sangat luar biasa. Darah mereka sungguh-sungguh Merah dan jiwa mereka Putih! Merah Putih, tergabung dalam jasad pemoeda zaman itu. Kita merdeka karena heroisme mereka, mereka yang berani memekikkan salah satu yel paling digemari dalam tiga patah kata yakni, "Merdeka ataoe Mati!!!"

Bagaimana dengan pemuda-pemuda kita yang hidup di zaman merdeka ini??? Adakah yang bersemangat meneriakkan "Merdeka atau Mati!!!" Sudah pasti, tidak ada, sebab kita sudah merdeka. Sekarang pekik itu berganti dengan pekik yang lebih heorik "Hidup atau Mati!!!" Tidak percaya??? Lihat saja foto-foto berikut ini:
Related Posts with Thumbnails
Baca Lanjutannya - Merdeka Atau Mati!!! Berevolusi : Hidup Atau Mati!!!

Selasa, 19 Oktober 2010

Indonesia Raih Tiga Emas Pada IMSO 2010

Alhamdulillah, tiga prestasi yang cukup bergengsi telah diraih oleh bangsa Indonesia dalam ajang International Mathematics and Science Olympiad (IMSO) for Primary School 2010 yang bertemakan "Smart, Skilled, and Creative in Joyful Competition for Excellence" ditutup Jumat (15/10) oleh Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Suyanto, di Hotel Aston Denpasar, Bali.

Suyanto mengucapkan selamat kepada anak-anak Indonesia yang sudah berjuang mati-matian sehingga mendapatkan tiga medali emas. "Tahun depan kita di Filipina harus berjuang keras untuk mendapatkan lebih banyak medali," ucapnya berpesan.

Indonesia meraih medali melalui Christofel Rio Goenawan, Anthony william Brian I., dan Medali Science emas adalah Emmanuelle Vania. Adanya penurunan peringkat Indonesia pada IMSO lalu, Suyanto mengatakan bahwa salah satu faktor penyebabnya adalah kemampuan berbahasa Inggris yang belum memadai ketika mereka membaca soal - soal. Karena itu, dia meminta pelatihan Bahasa Inggris harus jadi prioritas.

Selain emas, Indonesia meraih medali perak melalui Samuel clemens, Cindy Anggrenia, Vincent Tandya, Eliora Violain Buyamin, Keyla Cahya Athalia, Edwin Winata Hartanto, Bella Godiva, medali perunggu Adrianzka mayreswara DR., A. A. Anandika P., Kezia Sulami, Hopein Christofen Tang, Adiba Nur Ashri Ramadhani, dan Albert Tos, Iro Heru.

Sedangkan medali science perak Rio Nevin, Andrea Eka Putri, Dean Fanggohans, I Putu Bhargo Abhimana chirsananda, M. Rafif Ew, medali perunggu Oliver Delano, Elizabeth Kezia Widjaya, Ihsan Fahmi Rofananda, Saskia Ardine Z, Naqita Ramadhani, Angeline Utomo, Irfan Tito K, dan Ardhy Ihza M.

Acara penutupan dimeriahkan Tari Baris massal dan paduan suara dan pemberian/pengalungan medali bagi peserta yang sukses dalam ajang adu kepintaran bagi anak-anak SD dibidang Matematika dan IPA. Suasana tampak riang, akrab dimana masing-masing delegasi tampak saling bertukar bendera negara masing-masing.

IMSO 2010 telah diikuti oleh siswa SD dari 9 negara yaitu Brunei Darusalam, Malaysia, Philippines, Singapore, Srilanka, Taiwan, Thailand, Indonesia dan Iran.

(Sumber: Diknas Jakarta)

Related Posts with Thumbnails
Baca Lanjutannya - Indonesia Raih Tiga Emas Pada IMSO 2010