Minggu, 03 Juli 2011

Rahasia Venus Yang Belum Terungkap

Rahasia alam semesta tidak akan pernah bisa diungkap oleh makhluq, sebab hanya Dia (Allah SWT) Yang Maha Pencipta yang mengetahuinya. Sebagai makhluq, kita hanya diberi pengetahuan dengan segala keterbatasan. Namun demikian, kita juga dimerdekakan oleh-Nya untuk mencoba memecahkan berbagai mistery alam semesta ini. 

Meski planet kedua di tata surya kita ini memiliki nama serupa dewi cinta Roma namun planet ini tak penuh cinta. Untuk permulaan, permukaan planet ini mencapai 900 derajat Fahrenheit.

Karenanya, planet kedua ini dinobatkan sebagai planet terpanas di tata surya. Lebih buruk lagi, selimut tebal karbon dioksida menekan 92 kali tekanan atmosfer Bumi di lanskap kering. Awan kusam yang menghalangi pandangan pada permukaan planet itu merupakan asam sulfur.

Seperti dibayangkan, mempelajari Venus terbukti menjadi pekerjaan sulit. Sedikit demi sedikit, ilmuwan mempelajari lebih banyak mengenai tetangga Bumi ini. Berikut beberapa misteris terbesar mengenai obyek paling terang di langit setelah matahari dan bulan.

Iklim Serupa Bumi

Venus kadang disebut sebagai ‘kembaran jahat’ Bumi. Dalam ukuran, komposisi dan lokasi orbit, neraka Venus sebenarnya planet termirip Bumi. Di awal sejarah Venus, para ilmuwan menduga dunia itu sangat mirip Bumi, dengan lautan dan iklim lebih dingin.

Namun, lebih dari beberapa miliar tahun, efek rumah kaca yang ada sangat berpengaruh. Venus sekitar sepertiga lebih dekat matahari dibanding Bumi. Karenanya, Venus mendapat sinar matahari dua kali lebih banyak. Panas ekstra ini menyebabkan penguapan hebat di awal permukaan air.

Pada akhirnya, uap air terperangkap panas yang lebih panas. Pemanasan lebih lanjut planet ini memicu penguapan yang lebih besar hingga akhirnya lautan pun mengering dan menghilang. “Mekanisme ini masuk akal dari Venus awal yang seperti Bumi menjadi Venus saat ini,” kata kurator Astrobiologi David Grinspoon di Denver Museum of Nature & Science.

Ilmuwan interdisipliner pada misi Venus Express, pesawat ruang angkasa yang mengorbit Venus sejak 2006, ini mencari tahu kapan persisnya dan bagaimana Venus menjadi ‘tungku’ untuk membantu pemodelan perubahan iklim Bumi dan menghindarkan Bumi dari nasib serupa Venus.

Atmosfer Berotasi Super

Venus memutari porosnya jauh lebih lambat dari Bumi. Alhasil, setahun di Venus serupa 243 hari di Bumi. Berdasar hal ini, diketahui angin di puncak awan Venus bisa mencapai 360 km/jam atau 60 kali kecepatan memutar planet.

Secara proporsional, jika angin serupa muncul di Bumi, angin awan khatulistiwa mencapai kecepatan menakjubkan, 9.650 km/ jam. Pendorong cepatnya rotasi Venus adalah energi sinar matahari, papar Grinspoon. Namun, cara kerja penuh fenomena ini tetap menjadi misteri.

Berputar Terbalik


Saat dilihat dari kutub utara matahari, semua planet di tata surya mengorbit matahari dengan arah berlawanan dan semuanya hampir berputar searah sumbunya. Namun tidak untuk Venus. Planet kedua ini memiliki rotasi retrograde seperti Uranus.

Artinya, matahari terbit dari barat dan terbenam di timur di planet itu. Perputaran searah jarum jam ini mungkin hasil tabrakan kosmik awal dalam sejarah Venus.

Petir Misterius

Petir dari awan Venus hingga kini masih menjadi pertanyaan terbuka. Meski pesawat ruang angkasa Venus Express telah ‘mendengar’ elektromagnetik statis yang secara karakteristik menghasilkan petir di Bumi, kamera belum pernah ‘menangkap’ petir ini, kata Grinspoon.

Cara terbentuknya petir ini juga masih misterius. Di Bumi, peran kunci dimainkan kristal es awan. Di Venus, pasokan bahan ini sangat sedikit dijumpai di atmosfernya yang sangat kering.

Kehidupan Alien di Venus?

Grinspoon mengakui adanya argumen masuk akal mengenai kehidupan Venus, bukan di permukaan planet yang super panas itu namun di awannya. Sekitar 50 km di atas awan seharusnya ada tempat yang bisa dihuni yang memiliki tekanan dan suhu seperti Bumi.

Untuk mendapat energi, makhluk mengambang menyerupai bakteri bisa menggunakan sinar matahari atau bahan kimia di awan. Tentunya, makhluk ini akan mentolerir asam sulfat. Di sisi lain, extremophiles di Bumi menunjukkan, kehidupan bisa berkembang di lingkungan paling keras sekalipun. “Sangat perlu menjelajah awan karena beragam alasan. Salah satunya kemungkinan keberadaan kehidupan eksotis ini,” tutup Grinspoon.(sumber)

14 komentar:

  • NOTHINGTOLOSE SHOP says:
    6 Juli 2011 pukul 19.09

    Subhanallah,..

    artikel nya bagus bagus sob...:thumbup:

  • Unknown says:
    7 Juli 2011 pukul 00.00

    wow....tambah ilmu baru lagi nih...mantab sob

  • Ibrahim_amrullah says:
    9 Juli 2011 pukul 23.13

    @ NOTHINGTOLOSE SHOP : Alhamdulillah... makasih Sob, God bless you.

    @ rasyakreebo : Salam sahabat, I love you, Guys.

  • Radi says:
    10 Juli 2011 pukul 01.13

    mantap...

  • corelogo says:
    11 Juli 2011 pukul 18.44

    info bagus sobat :)

  • Raul says:
    13 Juli 2011 pukul 16.14

    Morninig Kiss :)

  • Ferdinand says:
    13 Juli 2011 pukul 21.44

    Ternyata Planet terpanas di tata Surya kita justru adalah venus ya Sob... baru tau haha... pantesan akhir2 ini bumi panas,kali aja ada hubungannya karena letaknya berdekatan haha..

    Makasih udah mampir, aku Follow (DJ Site).. Follow balik ya sob. tnnx

  • Aini Sastra says:
    18 Juli 2011 pukul 10.58

    kunjungan balik kesini kawan

  • Science Box says:
    21 Juli 2011 pukul 12.19

    msh byk kok misteri yg blm terungkap di luar angkasa sana...
    artikelnya keren sob, saya suka kalo udh membahas tentang science

  • NEWS CAR says:
    22 Juli 2011 pukul 02.00

    keajaiban tuhan :D

  • Tokex blog says:
    11 Agustus 2011 pukul 17.57

    informasi yg bagus....sejauh ini hanya planet mars yg diklaim meenyerupai bumi.

  • ahsiang says:
    20 September 2011 pukul 13.07

    men from mars and women from venus.... :P

  • My lavender says:
    26 September 2011 pukul 06.03

    blog udah saya follow dari dulu lho.. tuhh di baris ke 2.. ^^

  • BlogS of Hariyanto says:
    29 September 2011 pukul 00.37

    great blog :) nice share post and information

Posting Komentar

TULIS KELUHAN ANDA DI SINI