Prigibeach.com merilis berita yang mencengangkan! Bagaimana tidak, bila ternyata ada ribuan balita di Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur, Indonesia, kurang gizi atau dibawah garis merah. Indikasi tersebut terlihat dari perbadingan berat badan dan usia yang tidak ideal. Bahkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes), 230 balita di antaranya kondisi mendekati gizi buruk, demikian prigibeach.com..
Kepala Dinas Kesehatan dr. Ubaidillah kepada wartawan membenarkan kondisi tersebut. Saat ini, seluruh balita yang masuk dalam garis merah mendapat penanganan serius dari pemerintah. Dengan cara pemberian makanan asupan gizi seperti susu formula dab biskuit. Walaupun demikian, Ubaidillah menyangkal tegas bila saat ini di Kabupaten Trenggalek terdapat balita yang mengalami gizi buruk.
"Kalau gizi boruk belum ada kasus," ujarnya.
Dikatakan Ubed panggilan akrab Kadis Kesehatan Trenggalek, bahwa faktor yang menjadi penyebab masih adanya balita kekurangan gizi dan gizi buruk salah satunya masalah kemiskinan. Warga miskin yang kelas ekonominya rendah secara tidak langsung mempangaruhi daya beli orang tua untuk mencukupi kebutuhan nutrisi balitanya.
.
Faktor penyebab lain, diantaranya pendidikan orang tua yang masih rendah. Sehingga pengetahuan terhadap pentingnya gizi bagi balita mereka masih kurang. Contohnya, pemberian asupan gizi tidak tepat, serta enggan memeriksakan balita ke posyandu. Padahal di seluruh desa sudah ada Posyandu sebagai wadah aktivitas pencegahan dini yang dilakukan Dinkes untuk memperkecil jumlah balita kurang gizi dan gizi buruk.
Faktor penyebab lain, diantaranya pendidikan orang tua yang masih rendah. Sehingga pengetahuan terhadap pentingnya gizi bagi balita mereka masih kurang. Contohnya, pemberian asupan gizi tidak tepat, serta enggan memeriksakan balita ke posyandu. Padahal di seluruh desa sudah ada Posyandu sebagai wadah aktivitas pencegahan dini yang dilakukan Dinkes untuk memperkecil jumlah balita kurang gizi dan gizi buruk.
Lebih jauh dijelaskan Ubed, permasalahan yang muncul dilapangan, hingga saat ini prosentase balita yang di timbang ke posyandu hanya 65 persen. Dengan begitu masih ada sekitar 35 persen yang belum terpantau kesehatanya. Sekadar menambahkan, balita yang mengalami gizi buruk bisa di lihat dari fisiknya di tandai rambut jarang,tulang iga kelihatan,kulit keriput.
Sebuah ironi yang menyedihkan..... CahNdeso berdoa: Semoga MK (Mulyadi-Kholiq) dalam lima tahun ke depan dapat memberikan yang terbaik bagi generasi Kota Kripik Tempe ini. Amin.....
0 komentar:
Posting Komentar
TULIS KELUHAN ANDA DI SINI