Supatra Sasuphan (kanan) (dailymail/tempo)
Bocah perempuan ini dijuluki 'gadis serigala' atau sering pula disebut 'si muka monyet' karena seluruh wajahnya dipenuhi rambut. Supatra Sasuphan, 11 tahun asal Bangkok, Thailand ini tak merasa tersinggung dengan julukan itu. Sebaliknya ia merasa senang karena jadi terkenal.
Supatra mendapat penghargaan dari Guiness World Records karena penampilannya yang ganjil itu. "Saya sangat senang masuk Guiness World Records, banyak orang yang ingin bisa terdaftar, tapi saya cukup menjawab beberapa pertanyaan dari mereka saja," kata dia, Selasa (1/3).
Supatra merupakan satu dari 50 orang yang diketahui mengidap sindrom Ambras. Sindrom ini disebabkan kerusakan kromosom yang ditemukan sejak abad pertengahan. Sebelum penyakit ini dipahami, mereka yang mengidap disebut manusia serigala.
Supatra memiliki rambut tebal di wajahnya, telinga, lengan, kaki, dan pinggung. Ia telah menjalani perawatan menggunakan laser, tetapi rambut di tubuhnya masih tumbuh.
Ia menjadi bahan olok-olokan di lingkungannya dan menjadi anak yang terkenal. "Dulu banyak yang meledek, memanggil saya si muka monyet, tetapi sekarang tidak lagi," katanya. Ia sudah terbiasa dengan kondisi itu, dan ia tidak merasakan adanya rambut lagi di wajahnya karena selalu seperti itu.
Rambut yang tumbuh tidak normal di tubuhnya itu juga tidak mengganggu aktivitas sehari-harinya. Sama seperti anak seusianya, ia suka berenang, berjoget dengan iringan lagu favoritnya, dan bermain dengan teman sebayanya.
Hal yang paling ia suka adalah menonton kartun di televisi, tokoh favoritnya, Bugs Bunny. Ia juga punya cita-cita menjadi guru dan dokter supaya bisa mengajari anak-anak dan mengobati orang sakit.
Meski Supatra berusaha hidup normal, tetapi masa depannya tidak terlalu menjanjikan. Saat ia masih bayi, ia telah menjalani dua operasi supaya ia bisa bernafas dengan normal. "Lubang hidungnya hanya dua milimeter. Ia harus diletakkan di inkubator supaya bisa bernafas," kata Sammrueng, ayahnya.
Ia sangat kawatir ketika tetangga mulai bertanya, apakah ia melakukan perbuatan berdosa. Ia juga mengkawatirkan masa depannya karena Supatra terus menerus diejek oleh anak-anak lain. Tetapi pembawaan Supatra yang baik hati membuat orang lain mudah jatuh hati. Ia pun punya banyak teman.
Selain mengalami masalah dengan rambut yang terus tumbuh, Supatra juga punya masalah dengan giginya yang tumbuh perlahan. Ia juga tidak bisa melihat dengan jelas. Dokter berusaha melaser untuk menghilangkan rambutnya saat ia berusia dua tahun, tetapi rambutnya tumbuh tebal kembali seperti sebelumnya.
Rambut Supatra tumbuh semakin tebal seiring dengan pertumbuhan tubuhnya, sehingga ibunya harus memotong rambutnya secara teratur. "Saya masih berharap suatu hari ia bisa disembuhkan. Kami akan melakukan apapun untuk membantunya," kata ayahnya. (tempo).
Bocah perempuan ini dijuluki 'gadis serigala' atau sering pula disebut 'si muka monyet' karena seluruh wajahnya dipenuhi rambut. Supatra Sasuphan, 11 tahun asal Bangkok, Thailand ini tak merasa tersinggung dengan julukan itu. Sebaliknya ia merasa senang karena jadi terkenal.
Supatra mendapat penghargaan dari Guiness World Records karena penampilannya yang ganjil itu. "Saya sangat senang masuk Guiness World Records, banyak orang yang ingin bisa terdaftar, tapi saya cukup menjawab beberapa pertanyaan dari mereka saja," kata dia, Selasa (1/3).
Supatra merupakan satu dari 50 orang yang diketahui mengidap sindrom Ambras. Sindrom ini disebabkan kerusakan kromosom yang ditemukan sejak abad pertengahan. Sebelum penyakit ini dipahami, mereka yang mengidap disebut manusia serigala.
Supatra memiliki rambut tebal di wajahnya, telinga, lengan, kaki, dan pinggung. Ia telah menjalani perawatan menggunakan laser, tetapi rambut di tubuhnya masih tumbuh.
Ia menjadi bahan olok-olokan di lingkungannya dan menjadi anak yang terkenal. "Dulu banyak yang meledek, memanggil saya si muka monyet, tetapi sekarang tidak lagi," katanya. Ia sudah terbiasa dengan kondisi itu, dan ia tidak merasakan adanya rambut lagi di wajahnya karena selalu seperti itu.
Rambut yang tumbuh tidak normal di tubuhnya itu juga tidak mengganggu aktivitas sehari-harinya. Sama seperti anak seusianya, ia suka berenang, berjoget dengan iringan lagu favoritnya, dan bermain dengan teman sebayanya.
Hal yang paling ia suka adalah menonton kartun di televisi, tokoh favoritnya, Bugs Bunny. Ia juga punya cita-cita menjadi guru dan dokter supaya bisa mengajari anak-anak dan mengobati orang sakit.
Meski Supatra berusaha hidup normal, tetapi masa depannya tidak terlalu menjanjikan. Saat ia masih bayi, ia telah menjalani dua operasi supaya ia bisa bernafas dengan normal. "Lubang hidungnya hanya dua milimeter. Ia harus diletakkan di inkubator supaya bisa bernafas," kata Sammrueng, ayahnya.
Ia sangat kawatir ketika tetangga mulai bertanya, apakah ia melakukan perbuatan berdosa. Ia juga mengkawatirkan masa depannya karena Supatra terus menerus diejek oleh anak-anak lain. Tetapi pembawaan Supatra yang baik hati membuat orang lain mudah jatuh hati. Ia pun punya banyak teman.
Selain mengalami masalah dengan rambut yang terus tumbuh, Supatra juga punya masalah dengan giginya yang tumbuh perlahan. Ia juga tidak bisa melihat dengan jelas. Dokter berusaha melaser untuk menghilangkan rambutnya saat ia berusia dua tahun, tetapi rambutnya tumbuh tebal kembali seperti sebelumnya.
Rambut Supatra tumbuh semakin tebal seiring dengan pertumbuhan tubuhnya, sehingga ibunya harus memotong rambutnya secara teratur. "Saya masih berharap suatu hari ia bisa disembuhkan. Kami akan melakukan apapun untuk membantunya," kata ayahnya. (tempo).
nauzubillahimindzalik , kasian gadis kecil itu memiliki kelainan sindrom .